Bersyukur, Arus Mudik Longgar Pemudik Bahagia


Bersyukur, Arus Mudik Longgar Pemudik Bahagia


Pemerhati Perilaku Sosial, Renaldi Zein mengatakan berkaca pada arus mudik tahun-tahun sebelumnya tergolong mengalami kepadatan dan kemacetan. Tetapi, momentum arus mudik kali ini tergolong longgar dan ramah sehingga para pemudik bahagia, tentu saja masyarakat sangat bersyukur akan peristiwa yang sangat baik ini.

Bahwa mudik adalah keinginan atau naluri manusia untuk berkumpul sanak saudara di kampung halaman. Perlu disadari adalah hindari kerumunan padat dan jaga kesehatan agar masyarakat kembali kelak dengan kebahagiaan yang sempurna.

"Setelah sebulan menunaikan ibadah puasa tidak hanya berpuasa menahan lapar dan haus melainkan juga menahan syahwat pikiran negatif, hasut dan hoak. Puasa itu berat loh, tiga puluh hari lamanya. Esensi yang fundamental menjalankan ibadah puasa sesungguhnya spirit toleransi" ungkapnya di Jakarta, Jumat (21/4/2023).

Tentu dalam merayakan hari raya Idul Fitri ada perbedaan pendangan bahkan perbedaan itu telah puluhan kali terjadi. Perbedaan pandangan itu bukan sesuatu hal yang direspon berlebihan. Toh sama-sama merayakan dengan gembira dan ceria bersama keluarga, sanak saudara dan kerabat. Sangat indah bukan.

Semoga perayaan Idul Fitri ini terus membekas di setiap hati, jiwa dan nurani menjadi insan paripurna yang memuliakan dan dimuliakan oleh Allah SWT.

Setelah lebaran ini selesai, masyarakat sangat diperhadapkan dan disibukkan dengan hiruk pikuk kegiatan politik menjelang pesta demokrasi tahun 2024. Semoga masyarakat bersikap arif dan bijak dalam menyikapi perbedaan pandangan politik layaknya menyikapi perayaan Idul Fitri. Sebab, sebagai insan yang bertaqwa kepada Allah SWT senantiasa berikhtiar mewujudkan suasana yang teduh dan sejuk.

Pada hari ini juga bertepatan pada peringatan Hari Kartini, rasanya peringatan perjuangan Kartini sebagai pahlawan nasional relatif berkurang. Padahal semangat perjuangan Kartini menjadi momentum bagi bangsa ini dalam mewujudkan kesetaraan dan kesejahteraan kaum perempuan.

Kiprah dan kontribusi kaum perempuan sejak dulu telah terbukti dalam mengisi pembangunan nasional. Di era modern juga jumlah perempuan yang mendedikasikan jiwa raganya terbilang cukup banyak. Ini membuktikan bahwa perempuan bukan lagi second class melainkan first class layaknya laki-laki.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama