BABAD BANTEN mendorong diaktivasi kembali Rabithoh Fatimiyah




BABAD BANTEN mendorong diaktivasi kembali Rabithoh Fatimiyah


Rabithoh Fatimiyah yang pernah dideklarasikan tahun 2010 oleh para dzuriat Walisongo dan didukung penuh para Naqobatul Asyraf dari Maroko, Yordania, Tuki Mesir dan Iraq diminta di aktifkan kembali sebagai wadah yang menaungi para dzuriat Sayyidati Fatimah binti Muhammad SAW.

Menurut BABAD BANTEN, keberadaan wadah seperti Rabithoh Fatimiyah sangat diperlukan untuk menjadi payung bagi dzuriat Sayyidati Fatimah baik dari jalur Alhasani dan Alhusaini. 

Seperti kita ketahui bersama, keturunan Alhasani dan alhusaini di Nusantara ini sangat banyak dan menjadi inti bangsa Indonesia.

Para Sultan dan Raja di Nusantara yang berjuang mempertahankan dan memerdekakan dari penjajahan kolonialis dan imperialis barat seperti dari Kerajaan Belanda, Portugis, Inggris, Spanyol dan yang mengaku saudara tua dari Timur kerajaan Jepang merupakan bukti sejarah bangsa Indonesia yang tidak terbantahkan.

Jejak tapak sejarah bangsa ini harus dijaga dan dirawat agar menjadi magnet penting bagi gerak maju sejarah masa depan bangsa Indonesia.

Menurut BABAD BANTEN, Rabithoh Fatimiyah sangat tepat untuk menjadi wadah besar bagi keturunan Sayyidana Hasan dan Sayyidina Husen.

Sebab di wadah ini tidak membawa-bawa klan tertentu. Namun semua keturunan Al-Hasani dan Alhusaini bisa menyatu bersama.

Dengan begitu, potensi besar para keturunan Alhasani dan alhusaini bisa teroptimalkan untuk kemaslahatan umat manusia bangsa Indonesia seutuhnya.

Kita tidak mau lagi polemik tentang nasab yang terjadi sekarang Antara klan Baalawi versus dzuriat Walisongo terulang lagi di masa depan.

Bagi dzuriat Walisongo yang  sudah diakui oleh Naqobatul Asyraf dunia sebagai dzuriat Nabi Muhammad SAW  tetaplah bersikap rendah hati tidak jumawa. Sebab tanggung jawab sebagai dzuriat Walisongo yang nasabnya tersambung kepada Nabi Muhammad SAW berkonsekuensi harus menjadi tauladan bagi dirinya, keluarganya, dan bermanfaat bagi lingkungan masyarakat bangsanya.

Jangan melakukan pembodohan seperti yang dilakukan oleh klan tertentu yang selalu mendoktrin kepada muhibbinnya, "seorang habib yang bodoh lebih utama daripada 70 orang alim". Tanda Tubagus Maman Fathurohman.

Hal ini disampaikan oleh Tubagus Maman Fathurochman Wakil Ketua Umum DPP BABAD BANTEN kepada anekafakta.com, Jumat (28/04/2023)  setelah selesai silaturahim Lebaran dengan Syekh Rohimudin Nawawi Albantani di Pondok Pesantren Model Nusantara Al Isyraq di Bekasi yang diasuh oleh beliau.

TB.Solehuddin/Red

Keterangan foto: Tubagus Maman Fathurochman, Sidi Rohimudin Nawawi al-Bantani dan Tubagus Solehudin 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama