Lestarikan Warisan Budaya, SMAIT Nur Hidayah Selenggarakan Pelatihan Gamelan dan Pagelaran Wayang Kulit
ANEKAFAKTA.COM,Surakarta
SMAIT Nur Hidayah menyelenggarakan kegiatan Arture Projec dengan menampilkan pagelaran wayang kulit bertempat di pendopo kelurahan Pucangan Kartasura Sukoharjo pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Disaat budaya Jawa yang semakin memudar, OSIS ABHIPRAYA AKASA Kementerian Seni dan Budaya mencoba mengenalkan wayang kulit kepada warga sekolah dan masyarakat yang notabene banyak dari siswa berasal dari luar Jawa. Sebelum pagelaran Wayang kulit, siswa juga melaksanakan pelatihan gamelan di Fakultas Seni Budaya Universitas Sebelas Maret pada Sabtu pagi.
Pegelaran Wayang kulit ini dihadiri oleh 453 penonton, selain warga sekolah, hadir dalam kegiatan ini kapolsek kartasura, koramil, bapak lurah Pucangan, pengurus yayasan Nur Hidayah dan warga sekitar.
Bapak Budiono, selaku Lurah Pucangan menyambut baik acara ini serta memberikan apresiasi kepada para pengurus OSIS yang masih nguri nguri budaya Jawa. Sebagai tanda pagelaran wayang dimulai, beliau melaksanakan simbolisasi penyerahan salah satu tokoh wayang kepada dalang Tino.
Dalam sambutan yang disampaikan, Muhammad Ihsan Fauzi selaku kepala sekolah menyampaikan bahwa selain mengenalkan budaya Jawa, kegiatan ini juga menanamkan karakter kepada para siswa bagaimana adab seorang siswa kepada gurunya.
"Pada masa penyebaran Islam oleh wali, penanaman syariat Islam melalui budaya-budaya yang ada, salah satunya dengan pagelaran wayang kulit. Maka penyelenggaraan kegiatan ini, selain untuk melestarikan budaya Wayang kulit, juga untuk menanamkan adab mencari ilmu melalui cerita wayang". Jelas Ihsan
Pagelaran wayang tersebut mengangkat judul Dewa Ruci yang disajikan secara apik oleh dalang Tino. Lakon Dewa Ruci berkisah tentang kepatuhan murid kepada guru, kemandirian bertindak, dan perjuangan menemukan jati diri. Menurut filsafat Jawa, pengenalan jati diri akan membawa seseorang mengenal asal-usul diri sebagai ciptaan Allah. Pengenalan akan Allah itu menimbulkan keinginan untuk bertindak selaras dengan kehendak Allah, bahkan menyatu dengan Allah, yang disebut sebagai Manunggaling Kawula Gusti (bersatunya hamba-Gusti).
Menurut Rafi Yusuf Novianto selaku ketua pelaksana merasa bangga dan senang bisa ikut berkontribusi melestarikan budaya yang sudah mulai memudar.
" Bagi saya selaku generasi muda sangat berkesan dan senang serta bangga masih bisa ikut nguri nguri budaya jawa dan mengenal lebih jauh budaya wayang kulit". Imbuh Rafi.
Disaat kebudayaan Jawa terancam punah, peran generasi muda sangat penting untuk menjaga kelestariannya. Semoga acara ini mengispirasi para generasi muda untuk tetap cinta dan menjaga kekayaan budaya Indonesia.
Nug/Red.
Posting Komentar