Dunia Intelektual Kembali Melahirkan Doktor Silat Beksi


Dunia Intelektual Kembali Melahirkan Doktor Silat Beksi


Ada sesuatu yang unik dalam dunia intelektual akhir-akhir ini bahwa telah banyak dunia akademisi yang terjun meneliti khazanah budaya bangsa. Seperti dalam sidang promosi Doktor Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Jakarta (UID) berlangsung menarik, yaitu Promopendus Achmad Muhajir salah satu penggiat Desa Wisata Kampung Budaya Silat Beksi dengan penelitiannya berjudul "Tradisi Rasulan Beksi Dan Relevansinya Dengan Penguatan Pendidikan Karakter Pemuda Di DKI Jakarta" yang sah menyandang predikat sebagai "Doktor Silat Beksi". 

Bahkan ini menjadi sebuah sejarah baru bahwa dunia intelektual dalam hal ini perguruan tinggi telah melahirkan dua "Doktor Silat Beksi" salah satunya yaitu Dr. Gres Grasia Azmin salah satu Pembina Desa Wisata Kampung Budaya Silat Beksi dengan penelitian berjudul "Memori Kolektif Orang Betawi dalam Maen Pukulan Beksi Tradisional H. Hasbullah" pada tahun 2017 di Fak. Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI).

"Peningkatan dan pemberdayaan SDM sebagai pintu masuk menuju Indonesia emas tahun 2045 dan kuncinya ada pada pendidikan, sedangkan ruhnya adalah penanaman dan penguatan karakter. Penanaman dan Penguatan karakter dapat diperoleh dari berbagai sektor satu diantaranya melalui Tradisi Rasulan Silat Beksi di bumi Betawi," ungkap Achmad Muhajir pada Senin, 13 Februari 2023 disela Sidang Terbuka Promosi Doktor Pendidikan Agama Islam di Aula Bab Al-Rusydi, Kampus Universitas Islam Jakarta. 

Turut hadir Prof. Dr. Dede Rosyada, MA (Komisi Promotor, Kaprodi Program Doktor Universitas Islam Jakarta, Sekretaris Panitia Ujian Doktor), Dr. Abdul Choir, MA (Komisi Promotor, Dosen Universitas Islam Jakarta), Prof. Dr. Ir. Raihan, M.Si (Ketua Panitia Ujian Doktor, Rektor Universitas Islam Jakarta), Prof. Dr. Marhamah, M. Pd (Anggota Panitia Ujian Doktor, Guru Besar Universitas Islam Jakarta), Dr. H. Atabik Luthfi, MA (Anggota Ujian Doktor, Dosen Tetap Program Pascasarjana Universitas Islam Jakarta) Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA (Penguji Eksternal, Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah).

Dijelaskannya bahwa berpijak dengan filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara yaitu olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga. Dari filosofi tersebut diharapkan muncul nilai-nilai karakter murid yang baik karena dalam prosesi rasulan bukan hanya sebuah ritual lebih dari itu, rasulan beksi akan menanamkan dua dimensi yaitu vertikal dan horizontal atau menanamkan keyakinan yang kuat terhadap sang pencipta Allah SWT dan peduli kepada sesama insan.

"Tradisi Rasulan Silat Beksi dengan pola-polanya tawasulan, kirim doa, nasehat kebaikan dan mandi kembang. Hal ini merupakan sebuah prosesi pembinaan mental, akhlaq dan spiritual telah mengantarkan anak-anak yang berlatih silat beksi kepada kemampuan bela diri serta memiliki karakter-karakter yang baik seperti karakter agamis, rendah hati, nasionalis, sosial, dan mandiri serta berbakti kepada kedua orang tua," jelasnya.

Dikesempatan yang sama Prof. Dr. Dede Rosyada. MA (Komisi Promotor, Kaprodi Program Doktor Universitas Islam Jakarta, Sekretaris Panitia Ujian Doktor) menegaskan bahwa hasil penelitian Promopendus Pak Muhajir ini cerita tentang beksi silat Betawi. Disitu ada pembinaan mental spiritual dan pembinaan karakter-karakter anak bangsa ini sangat menarik. Kita temukan pelatihan beksi itu membangun karakter bangsa dan kami simpulkan dengan beksi ini ada kemampuan bela diri, punya kepercayaan dengan baik, beragama dengan baik dan bermasyarakat yang baik.

"Silat Beksi ini bisa dikembangkan sebagai budaya bangsa dan bisa dijelaskan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti nilai-nilai sejarah bangsa," tegasnya.

Senada dengan itu, Prof. Raihan (Ketua Panitia Ujian Doktor, Rektor Universitas Islam Jakarta) menuturkan bahwa tema yang diangkat oleh Promopendus Achmad Muhajir cukup bagus, lain dari yang lain. Pasalnya, penelitian yang dilakukan kaitan dengan pendidikan sangat erat karena pendidikan membangun karakter salah satunya mental. Kemudian ada kaitannya dengan nilai-nilai keagamaan yang harus ditanamkan di pemuda-pemuda Indonesia.

"Kami berharap silat beksi ini tetap berkelanjutan yang berdiri sejak abad ke 17-18 dan semakin sedikit peminatnya serta masih ada yang peduli, salah satunya Dr. Achmad Muhajir ini. Dia melihat nilai-nilai budaya ini juga sudah dikuatkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 2015, juga pengakuan oleh dunia UNESCO tahun 2019," tuturnya.

Azis/Red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama