Pertanian Dalam Pasar Persaingan Sempurna

Pertanian Dalam Pasar Persaingan Sempurna

ANEKAFAKTA.COM,Jakarta

Dalam teori ekonomi mikro yang berkaitan dengan teori pasar, kita kenal dengan dua teori ekstrim ekonomi mikro yaitu pasar monopoli dan pasar persaingan sempurna. Dua pasar ini terjadi di dalam teori dan lapangan yang terjadi di pasar. Pasar adalah tempat bertemunnya pembeli dan penjual baik pasar tradisional, pasar modern dan pasar derifatif atau pasar digital. Namun situasi dan kondisi yang disebut pasar adalah bertemunya penjual yang melakukan penawaran dan adanya pembeli yang memiliki permintaan yang melakukan proses jual beli atau transaksi dengan harga yang diputuskan oleh pembeli dan penjual yang di sebut harga atau keseimbangan permintaan dan pembeli yang disebut keseimbangan pasar. Dalam pasar monopoli yang dikenal dengan pasar dimana ada satu penjual dan banyak pembeli atau sebaliknya disebut pasar monopsoni yaitu adanya satu pembeli dan banyak penjual. Kedua kejadian ini banyak terjadi di lapangan atau dipasar tradisionil atau pasar rakyat dimana informasi tidak dapat diakses secara sempurna oleh pembeli atau penjual, dan mobilitas sumber daya yang terbatas, dan kemampuan untuk menguasai teknologi yang terbatas serta distribusi pendapatan dan daya beli atau jual yang tidak merata.

 
Dalam pasar monopoli dapat di gambarkan dalam kurva pasar monopoli dimana grafik permintaan menunjukkan garis segitiga dengan kecuraman negatif dan Margin Revenue (MR) / marjin pendapatan membentuk garis dengan kemiringan negatif dengan memotong garis absis atau lurus yang menunjukan kuatitas setengah dari perpotongan garis permintaan. Sedangkan biaya rata - rata yang dikeluarkan adalah berbentuk garis atau kurva cekung dan margin biaya berbentuk garis artau kurva melengking yang memotong titik terendah dari biaya rata - rata. dan kurva margin biaya bertemu dengan margin pendapatan di bawah harga pemintaan yang merupakan ekses demand atau keuntungan di peroleh oleh penjual yang lebih tinggi dari uang yang dikeluarkan oleh penjual. Sehingga penjual dapat memperoleh keuntungan yang optimal tanpa harus mengeluarkan biaya iklan ataupun menjaga kualitas produksi untuk meningkatkan pelayanan pada pembeli dan pembeli secara langsung atau tidak langsung menjadi di rugikan. Dalam hal ini PETANI sering di rugikan karena menghadapi harga monopoli seperti pupuk, sarana produksi, alat pertanian, obat - obatan dan lain - lainnya. Karena penjual tidak membutuhkan produk branding atau iklan barang, produk asosiasiasion atau asosiasi barang yang di tawarkan sehingga pihak penjual tidak membutuhkan merk atau brand yang butuh citra yang baik.

Di sisi lain dalam menjual hasil pertanian bagi PETANI tradisional di pasar tradisional akan menghadapi situasi pasar monopsoni. Dimana pasar monopsoni yang di jelaskan sebelumnya bahwa pasar monopsoni adalah situasi pasar dimana PETANI tradisional di antara banyak penjual dengan satu pembeli dalam hal ini pedagang besar. PETANI hanya menjadi price taker dan pedagang menjadi price maker. Dimana dalam kurva pasar monopsoni akan terjadi situasi dimana pasar yang digambarkan dimana kurva permintaan merupakan grafik dengan kemiringan negatif dimana Margin Revenue (MR) /marjin pendapatan memotong garis ordinat yang menunjukkan harga setengah dari perpotongan garis permintaan. Dalam hal ini digambarkan kurva margin biaya  dan biaya rata - rata seperti gambar kurva di dalam pasar monopoli akan terjadi ekses supply atau keuntungan yang optimal atau besar di pihak pembeli dan penjual di rugikan karena penjualan bisa lebih kecil yang diperoleh dari biaya biaya penjualan bahkan biaya produksi.

 
Yang diharapkan dari PETANI adalah kondisi pasar persaingan sempurna dimana alokasi sumber daya yang merata, informasi pasar yang sempurna dan tidak asimetris, mobilitas sumber daya yang sempurna dan tidak terbatas serta distribusi sumber daya yang merata. Kurva Pasar persaingan sempurna banyak diketahui bahwa kurva permintaan berbentuk garus lurus yang sejajar dengan garis kuantitas barang dimana biaya rata - rata bertemu dengan margin  pendapatan dibawah kurva permintaan sehingga tidak terjadi ekses demand. Kondisi ini secara ideal dalam jangka panjang akan terjadi apabila perkembangan teknologi dan informasi semakin berkembang dan PETANI mampu menggunakan teknologi dan informasi dengan baik dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dengan baik sehingga mampu menawarkan barang dengan meningkatkan kualitas dan citra produk berupa merk atau brand baik brand marketing, brand assosiation dan brand marking sehingga diperoleh keseimbangan pasar yang saling menguntungkan antara pihak pembeli dan penjual.

 
-. Penulis : Dumadi Tri Restiyanto, S.E., M.Si. - Ketua DPW PETANI Jawa Tengah dan Executive Vice President (EVP) / Wakil Direktur Eksekutif Unit Bisnis Strategis (UBS) petani.id Jawa Tengah.
 
-. Editor : Bidang Propaganda & Jaringan - Dewan Pimpinan Nasional PETANI.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama