Mahasiswa UNJ Kuliah Lapangan Sastra Lisan Di Kampung Budaya Pencak Silat Beksi


Mahasiswa UNJ Kuliah Lapangan Sastra Lisan Di Kampung Budaya Pencak Silat Beksi


"Alhamdulillah mahasiswa bahagia dan merasa dapat pencerahan," ungkap Gres Grasia Azmin selaku Dosen Universitas Negeri Jakarta sekaligus sebagai Pembina Yayasan Kampung Silat Petukangan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 dalam rangka mendampingi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas  Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta di Kampung Budaya Pencak Silat Beksi, Aula Rptra Bhinneka Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 
Turut hadir Naupal Haryawan selaku Ketua Umum Yayasan Kampung Silat Petukangan, Meidy sebagai pendamping Kampung Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Dasik Aripin sesepuh Pencak Silat Beksi, Nasir Mupid Maestro Topeng Blantek, Pauzi penggiat seni ondel-ondel, 30 orang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Pengelola Rptra Bhinneka, dan penggiat Kampung Budaya Pencak Silat Beksi.
Dijelaskannya bahwa tujuan dari kegiatan Kuliah Lapangan mata kuliah Sastra Lisan adalah agar supaya mahasiswa mampu dan dapat secara langsung mengenali tradisi lisan khas Betawi, mengetahui aspek sejarah, pertunjukan, pengelolaan, dan problematika tradisi , latihan mewawancarai pelaku seni dan mendokumentasikan tradisi lisan Betawi yang ada di Kampung Budaya Pencak Silat Beksi.
"Selain itu juga dalam rangka penelitian mengenai kearifan lokal Betawi yang ada di Kampung Budaya Pencak Silat Beksi sebagai pendukung industri kreatif dan pariwisata," jelasnya.
Senada dengan itu, Naupal Haryawan sebagai Ketua Umum Yayasan Kampung Silat Petukangan mengaku bangga kepada mahasiswa sebagai generasi intelektual yang mau terjun langsung ke lapangan meneliti dan mewawancarai penggiat budaya yang ada di Kampung Budaya Pencak Silat Beksi.
"Bahkan didampingi langsung oleh dosennya untuk bersama belajar budaya ondel-ondel, topeng blantek, pencak silat beksi yang merupakan bagian dari khazanah budaya bangsa," tegasnya.
Dikesempatan yang sama, Pauzi selaku penggiat ondel-ondel mengatakan bahwa melihat dari pengalaman yang sudah,  kegiatan ini termasuk yang terbaik karena cukup banyak pertanyaan dan tidak pasif. Kalau aktif itu berarti ada pengetahuan yang mereka dapat dan tidak sia-sia, selanjutnya teruslah berkarya.
"Point dari kegiatan ini adalah semua tumpuannya kepada nilai sejarah, budaya dan pelestarian serta pengembangan produk budaya lokal yang ada di Kampung Budaya Pencak Silat Beksi," tuturnya.
Selain itu, Meidy selaku pendamping Kampung Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menambahkan bahwa kegiatan ini sangat seru,"Tetapi sangat disayangkan durasi terbatas, jadi tidak sempat menampilkan beragam pertunjukan khas Kampung Budaya Pencak Silat Beksi," imbuhnya. 

(Ziz/Red)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama