Kesakralan Ulos Batak dalam Mengungkap Tabir Kematian Brigadir J
Oleh : Daud Rotama Siahaan
Berbagai pendapat akan bermunculan jika penulis menyebut adanya hubungan kesakralan Ulos budaya suku Batak dengan terungkapnya tabir kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, apalagi seumpama ada upaya suku Batak yang mengajukan atau mengusulkan Ulos Batak ke UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.
Ulos sendiri adalah elemen wajib di dalam budaya Batak sehingga logis jika Ulos dijadikan sebagai suatu benda yang sakral oleh sebab pemahamannya terhadap ilmu pengetahuan dunia sungguh merupakan misteri yang perlu dipelajari serta dilestarikan sebagai perbuatan bijaksana dan baik, terlebih jika upaya itu benar-benar dilakukan dengan tulus ikhlas untuk melestarikan Ulos sebagai kekayaan adat suku Batak yang sudah diyakini sejak dulu hingga sekarang.
Keberadaan Ulos bagi suku Batak sungguh layak dipertahankan kesakralannya. Bahkan, tanpa disadari Ulos ternyata mampu menjadi pengusung keadilan untuk kepentingan suku Batak pada saat tertentu. Hal demikian nyata adanya, misalnya, pada kasus terbunuhnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Akibat Ulos Saput yang bernilai wajib dari pihak pamannya yang juga merupakan pengacara, Kamaruddin Hendra Simanjuntak, S.H., beserta timnya sehingga mampu memberi peran bagi Ulos tersebut guna membongkar kasus kematian Brigadir J. Hal ini didasari sejak saat pemberian "Ulos Saput" (ulos penghangat badan) kepada keponakannya (bere), almarhum Brigadir J, sehingga kebenaran akhirnya dapat diungkapkan kepada publik.
Generasi muda suku Batak mungkin belum banyak yang menyadari pentingnya Ulos. Ulos bukan semata-mata mengejar nilai ekonomi belaka, namun keberadaannya justru mampu menjadi sebuah alat pengungkap ketidakadilan. Oleh sebab itu, alangkah baiknya bilamana ada organisasi nirlaba seperti MURI yang berkenan untuk mengukuhkan "ULOS BATAK" kepada seorang pengacara tangguh seperti Kamaruddin Hendra Simanjuntak, S.H. dan timnya, sehingga keberadaan MURI terbukti memberi contoh pendidikan nilai positif kepada generasi penerus bangsa, terutama para muda mudi suku Batak, agar tetap tangguh memperjuangkan keadilan di negeri kita.
Inilah saatnya bagi MURI untuk turut serta menghimbau suku Batak agar menyadari perlunya identifikasi dan inventarisasi jenis dan ragam macam Ulos dalam suatu penelitian mendalam dan detail. Penelitian tersebut penting guna mengidentifikasi makna Ulos dan potensi-potensi penggunaanya; antara mengejar nilai ekonomi melalui komersialisasi dan inovasi dan nilai adat yang sakral bagi seluruh masyarakat suku Batak.
Penulis berpikir semua hal ini sangat diperlukan dan layak dilaksanakan, apalagi bagi seorang Kamaruddin Hendra Simanjuntak, S.H. yang layak mendapat rekor MURI dalam mempertahankan keadilan hukum yang terinspirasi oleh keberadaan Ulos Batak dan nilai sakralnya. Sangat penting untuk dipertimbangkan formula apa yang tepat dan akurat untuk mengenal Ulos mana yang dapat dijadikan pakaian, aksesoris dan souvenir, dan jenis mana yang harus tetap menjadi sakral dalam hal peradatan suku Batak.
Kamis, 27 Oktober 2022
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
Red/anekafakta.com
Posting Komentar