Hadapi Katastropi: Muktamar NU 2021 Sejarah Peradaban Baru Indonesia?



Hadapi Katastropi: Muktamar NU 2021 Sejarah Peradaban Baru Indonesia? 


Dalam menghadapi kondisi Bumi yang sedang tidak baik-baik saja, konsep Ummatan Wasathan, boleh 
jadi didalamnya memuat konsep inti untuk membangun peradaban baru Indonesia, melampaui dari 
"sekedar" menjadi Indonesia maju dan lestari di 2045, semoga ada di Muktamar NU tahun 2021.

Demikian pernyataan Mahawan Karuniasa, Pendiri dan Direktur Environment Institute saat dihubungi 
secara terpisah, terkait Muktamar Nahdlatul Ulama ke-24 yang dibuka Presiden Joko Widodo hari ini.

Perhelatan akbar Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 akan diselenggarakan di Provinsi Lampung pada 22-
23 Desember 2021. 

Selain tentunya membahas masalah keagamaan, Muktamar juga akan menghasilkan 
rekomendasi kepada para pemangku kepentingan khususnya terkait isu-isu tematik, aktual dan juga 
perundangan. 

Menjadi lebih dari sekedar penting dari dimensi waktu, Muktamar NU akan dilaksanakan 
pada tahun 2021, awal dekade menentukan hubungan bumi dan manusia. 

Sains memperkirakan krisis 
multidimensi akan terjadi pada dekade depan, bahkan diperkirakan jumlah manusia akan berkurang. 

Perubahan drastis dan cepat perlu dilakukan oleh seluruh umat manusia, termasuk bangsa Indonesia,
kecuali menyerahkan pada alam yang akan melakukannya dengan skema katastropi. 

Sayangnya, risiko 
katastropi Bumi dan kehidupan manusia dihadapi saat Indonesia berencana menjadi negara maju saat 
100 tahun merdeka, yaitu pada tahun 2045.
Para ahli memperkirakan, pada kisaran 5 tahun kedepan, suhu permukaan bumi dapat menembus 1,5 
derajat Celsius, batas yang tidak boleh terlampaui. Artinya, semakin banyak ekosistem laut yang 
terganggu juga meningkatnya banjir rob, curah hujan ekstrim dan kekeringan, terganggunya produktivitas 
petani dan nelayan, menurunnya ketahanan pangan, serta meningkatnya risiko banjir di perkotaan.

Konvensi Keanekaragaman Hayati atau Convention of Biology Diversity (CBD) juga mencatat aktivitas 
manusia juga mengurangi produktivitas lahan lebih dari seperlima daratan dimuka Bumi. Selain itu, 
berbagai jenis binatang seperti ikan, reptil, burung, mamalia, dan ampibi juga mengalami kepunahan yang 
meningkat khususnya sejak masa revolusi industri.
 
Penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 270 juta, dan masih terus tumbuh. Bertambahnya jumlah 
populasi manusia di Indonesia yang disertai dengan meningkatnya kesejahteraan, berimplikasi pada 
konsumsi pangan dan air, dan konsumsi energi yang melipatganda termasuk timbulan sampah yang akan 
semakin menggunung. Kehidupan bangsa membutuhkan arah baru, perubahan besar, cepat, dan 
substansial, jika ingin Indonesia menjadi negara maju. 

Dalam menghadapi dekade katastropi, tidak ada 
pilihan, untuk menjadi negara maju membutuhkan syarat baru, yaitu menjadi negara yang ramah 
lingkungan, demikian tutup Mahawan.


Ket Foto: Mahawan

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama