Catatan Ringkas (CARING) Sastra Semesta #8 Ekspresi Seni Jakarta


Catatan Ringkas (CARING)
Sastra Semesta #8 Ekspresi Seni Jakarta


Semua juga tahu, beberapa tahun belakangan ini babak belur dihantam pandemi Covid-19, termasuk Kota Jakarta yang akan berulang tahun pada 22 Juni mendatang. 

Semua sektor mengalami kelumpuhan apalagi dunia kesenian dan kebudayaan yang morat-marit para pelaku seninya. Tetapi bagaimana pun hidup harus terus bergerak dan seorang pelaku seni tidak boleh mati ditelan pandemi. 

Bagi Iwan, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, sebuah kota lahir karena sekelompok manusia yang membentuknya demi geliatnya perekonomian. Artinya segala sendi kehidupan ada di kota termasuk seni dan budaya, di mana  sebuah kota itu harus mampu mengakomodir ekpresi seni dan budaya yang tak mengenal batas yang jelas dalam kasus Jakarta adalah kebudayaan Betawi. 

Kota tanpa seni budaya ibarat jasad tanpa jiwa, kata Iwan. Artinya hidup pun hanya jadi sekedar hidup, tak berpikir mau apa dan bagaimana ke depannya. 

Padahal kebudayaan memberikan warna dan identitas yang jelas bagi sebuah kampung, kota, suku, dan bangsa. Maka sudah sepatutnya memajukan kebudayaan adalah tanggung jawab bersama. 

Dalam sebuah negara pemerintah berkewajiban melindungi, memelihara, dan mengapresiasi kebudayaan yang ada dan berkembang. Masyarakat sebagai pemilik utama juga harus terus melakukan daya inovasi dan kreasi mengiringi perkembangan zaman agar kebudayaan itu tak mati ditelan bumi. 

Jika sudah begitu tak peduli kaya atau miskin, apalagi anak-anak dan orang tua. Mari sama sama bergerak memajukan kebudayaan, jangan menunggu sahnya UU pemajuan, jangan menunggu arahan memajukan kebudayaan  sebab diluar sana sudah banyak manusia yang tak berbudaya. 

Salam sehat dan semangat. Salam budaya, rahayu! 

Aziz/Red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama