Secuil Kisah Pejoeang Ambarawa


Secuil Kisah Pejoeang Ambarawa



"Kasmin bin Kasran pada usia 16 tahun ikut perang melawan penjajah di kampungnya daerah Tawang, Semarang bergabung dengan pasukan Tentara Indonesia dan Laskar Hizbullah Sabilillah," ungkap Wahyu Santoso (41 tahun) salah satu anak dari alm Kasmin bin Kasran pada Sabtu, 24 Oktober 2020 dikediamannya Jl. Swadarma 3 Dalam RT. 009/09 Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Dijelaskannya bahwa Kasmin bin Kasran sering bercerita kepada anak-anaknya kisah perjuangan beliau bersama Tentara Indonesia dan Laskar Hizbullah Sabilillah melawan penjajah. Salah satu cerita beliau adalah Peristiwa Heroik Perang  5 hari melawan penjajah di Ambarawa, Tawang, Semarang.

"Saat itu, ketika pasukan sedang menjalankan sholat Maghrib di salah satu masjid bergabung dengan pasukan Laskar Hizbullah Sabilillah," jelasnya.

Ditegaskannya bahwa kebetulan Kasmin bin Kasran saat itu sedang tugas piket mengambil makanan untuk para pejuang. Akan tetapi setelah kembali sambil membawa makanan, tiba-tiba dari terdengar suara berondongan senjata. Sontak, beliau langsung lari menghampiri suara berondongan senjata tersebut. 

"Sesampainya dilokasi, beliau terperangah melihat mayat pasukan Tentara Indonesia dan Laskar Hizbullah Sabilillah bergelimpangan di dalam masjid," tegasnya.

Ditambahkannya bahwa peristiwa "heroik" tersebut terus terngiang di kepala Kasmin bin Kasran hingga akhir hayatnya. Beliau meninggal tahun 2016 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum di Jl. Palem V Raya (belakang kantor Kelurahan Petukangan Utara) Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan.

"Dengan "secuil" kisah ini, kami keluarga besar Kasmin bin Kasran berharap dapat menjadi kisah inspiratif bagi semua tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah," imbuhnya. 

(Red/Kampung Silat Petukangan)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama