Taktik Peperangan Anti Kapal Selam Dan Kemajuan Teknologi Kapal Selam Indonesia Diantara Negara Kawasan


Taktik Peperangan Anti Kapal Selam Dan Kemajuan Teknologi Kapal Selam Indonesia Diantara Negara Kawasan





Dalam acara Diskusi yang bertemakan "Peningkatan Kesiapan, Kemampuan, Dan Profesionalisme Prajurit Melalui Pengembangan Operasi Taktik Tempur Laut" yang diselenggarakan oleh Koarmada I di Gedung O. B. Syaaf Mako Koarmada I, Letkol Laut (P) Ahmad Fahribi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla Komandan KRI Teluk Gilimanuk-531 bertindak selaku pemapar, memaparkan makalah yang berjudul operasi dan taktik tempur laut peperangan anti kapal selam. 

Dalam acara tersebut hadir selaku narasumber adalah KS Koarmada I Laksamana Pertama Bambang Irwanto, Ir Koarmada I, Para Pejabat Utama dan Kasatker Koarmada I, Komandan Satuan serta diikuti oleh seluruh personel unsur KRI Koarmada I yang ada di Jakarta.

Letkol Laut (P) Ahmad Fahribi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla yang mewakili Satuan Kapal Amfibi Koarmada I menerangkan dalam paparannya bahwa perlunya peningkatan kuantitas dan kualitas dari kapal selam serta wahana pendukung lainnya yang dimiliki oleh TNI AL, karena semakin berkembangnya militer dan dinamika global seiring dengan perkembangan zaman saat ini, negara-negara di kawasan terus meningkatkan kemampuan dan jumlah kapal selamnya.

Tercatat beberapa negara di Kawasan telah mengembangkan kekuatan armada kapal selam yang dalam decade terakhir menunjukkan perkembangan yang siknifikan dalam jumlah dan kemampuannya. Perkembangan teknologi peperangan kapal selam di kawasan juga tercatat sangat pesat, bahkan beberapa negara telah mengembangkan kapal selam dengan tenaga nuklir, yang sudah barang tentu akan memiliki kemampuan yang lebih unggul dari kapal selam konfensional.

Saat ini kapal selam negara-negara kawasan telah mengembangkan teknologi AIP (Air Independent Propulsion) yaitu suatu teknologi yang memiliki keunggulan lebih senyap dibandingkan dengan kapal selam diesel listrik konfensional dan mampu menyelam dibawah air lebih lama. 

Selain itu, Fahribi juga menjelaskan mengenai pola taktik tempur seperti apa yang relevan untuk diterapkan di Perairan Kepulauan Indonesia dihadapkan pada area kerawanan dan choke point, konstelasi geografis dan kontur laut. Pengembangan teknologi pesawat tanpa awak UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang diintegrasikan dengan MAD (Magnetic Anomaly Detection) untuk mengoptimalkan kemampuan deteksi bawah air sangat diperlukan dalam menghadapi ancaman kapal selam kedepan.

Diakhir paparannya, Letkol Laut (P) Ahmad Fahribi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla menyatakan bahwa saat ini kapal selam adalah senjata paling strategis di dunia yang dapat memberikan efek deterrence yang dampaknya sangat signifikan terhadap kekuatan maritim negara-negara yang mengoperasikannya di era perang generasi 4.0.  Berbeda dengan perang dunia ke-I yang mengedepankan tank dan perang dunia ke-II pesawat udara. Kemampuan ketahanan untuk bertahan di bawah permukaan laut membuat kapal selam sangat sulit dideteksi sehingga terjaga kerahasiaannya. 

Dari konstelasi geografis, peran, fungsi dan tugas TNI Angkatan Laut serta kemampuan peperangannya, maka TNI Angkatan Laut harus memiliki kesenjataan strategis dan memiliki daya tangkal yang tinggi berupa alutsista, antara lain jenis Kapal Selam dan jenis Kapal Kombatan lainnya. Saat ini Indonesia telah membangun kekuatan armada kapal selam yang akan meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia.

Eva/Red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama