Makna 1 Abad NU buat Kita
Oleh Mas Solehudin, Ketua Klub Study Benteng Banten dan Mahasiswa Pascasarjana Unis Tangerang
ANEKAFAKTA.COM,Tangerang
Nahdhatul Ulama (NU) sebentar lagi genap berusia 1 Abad menurut hitungan kalender hijriah. Tepatnya tanggal 16 Rajab 1344-1444 H.
Buat kita jama'ah NU patut menyambut dengan gembira sekaligus juga patut merenungkan secara serius makna 1 Abad NU kita demikian yang diungkapkan oleh Mas Solehudin dalam catatan kecilnya kepada anekafakta.com.
Lebih rinci ia menjabarkan, 1 Abad merupakan waktu yang memiliki catatan penting bagi NU sebagai Jam'iyyah dan bagi kita sebagai jama'ah.
Sebagai Jam'iyyah, Nahdlatul Ulama sudah teruji dan terbukti mampu menjaga eksistensi Jam'iyyah dalam segala arus dinamika dan perubahan yang terjadi di bangsa ini. Sejak zaman revolusi menjelang kemerdekaan RI hingga berperan penting dalam menjaga NKRI merupakan bukti nyata yang terang benderang bagi NU untuk Indonesia kita.
Doktrin NU _Hubbul Wathon minal Iman_ atau Mencintai Tanah Air Merupakan Sebagian Dari Iman merupakan komitmen NU dalam menjaga Agama dan Bangsa agar tetap dalam koridor semangat Proklamasi kemerdekaan RI pada Tanggal 17 Agustus 1945 M bertepatan tanggal 09 Ramadhan 1364 H. Itu berarti ketika Proklamasi kemerdekaan Indonesia digelorakan se antero Negeri, Umat Islam Mayoritas di Negeri ini sedang menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan.
Ia pun menambahkan Makna lain dari itu adalah bahwa kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari Proses Spiritual yang dilakoni oleh seluruh Bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang baru muncul dalam sejarah dunia. Tapi merupakan metamorfosis dari Kampium Nusantara yang digjaya. Bangsa yang terkenal tangguh di lautan dan ulet di daratan. Siapapun mengetahui Nusantara yang hebat.
Sebab poros dunia spiritual dunia semuanya berada di Nusantara. Siapa yang berani bantah, _kecuali manusia berotak dengkul_ , Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi-Candi lainnya yang tersebar di Nusantara merupakan bukti nyata bahwa bangsa Nusantara memang sudah digjaya sejak dulu kala.
Islam agama yang kemudian menjadi Way Of Life mayoritas penduduk Indonesia tidak menjadikan sejarah masa lalu Nusantara merupakan tinta noda yang harus dipetengkan. Namun justru hingga kini keberadaannya tetap lestari.
Walisongo yang menyiarkan Islam di Tanah Jawa dan Nusantara tidak membenturkan budaya bangsa dan Nilai-nilai Islam yang agung. Kecuali tatanan Tauhid yang harus diluruskan secara maknawi maupun secara praktek Ibadahnya.
Pola dakwah yang damai dari para Walisongo terbukti sangat efektif dan menghasilkan pondasi Islam yang kokoh di bumi Nusantara hingga kini telah berusia ratusan Tahun.
Coba Kita lihat Islam di Eropa yang begitu wah dan mewah. Namun pasca Cordoba runtuh Islam di benua Eropa hilang tanpa jejak lenyap tanpa bekas.
Kedua jejak Islam antara di Nusantara dan di Eropa patut menjadi renungan kita semua. Mengapa di Nusantara hingga kini masih eksis dan sebentar lagi akan menjadi mercusuar dunia sedangkan Islam di Eropa harus lenyap dan menitih lagi dakwah dari awal. Bukankah ini pelajaran yang sangat nyata buat kita. Pernahkah kita renungkan dengan otak yang cerdas dan jernih?
NU sebagai Jam'iyyah dan kita sebagai kaum awam jama'ah NU harus sadar betul dan jangan sampai hilang kritis nalarnya dengan fakta dan fenomena "sejarah" masa lalu dan "sejarah" masa depan. Sebab dengan begitu kita akan selalu bisa menempatkan diri sesuai dengan kepantasan NU sebagai Jam'iyyah dan kita kaum awam sebagai jama'ah NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perjalanan 1 Abad NU akan memiliki makna lebih buat kita kaum awam yang menjadi jama'ah NU bila NU sudah benar-benar memberikan makna kehidupan buat kita semua.
Kalau hanya sekedar berbangga saja sebagai organisasi terbesar keagamaan se dunia, nampaknya kita perlu berkhalwat agar mendapatkan pencerahan spiritual. Sehingga kita bisa menjalani Missi profetik NU yang luar biasa di Abad yang ke 2 pungkasnya
(Tim/Red)
Posting Komentar