Masih Marak Warga Kena Gizi Buruk, Uluran Tangan Pemerintah Sangat Diperlukan

Masih Marak Warga Kena Gizi Buruk, Uluran Tangan Pemerintah Sangat Diperlukan


Pemerintah dan masyarakat diminta uluran tangannya secara nyata untuk mengatasi gizi buruk yang dialami sebagian masyarakat Indonesia lainnya.

Ketua Lembaga Bantuan Hukum Dairi (LBH Dairi) Anggiat Gabe Maruli Tua Sinaga mengatakan, di sejumlah daerah, seperti di Kabupaten Dairi, persoalan gizi buruk masyarakat masih marak terjadi.

Pemerintah dan berbagai stake holder diminta tidak berdiam diri. Uluran tangan dan langkah-langkah efektif mengatasi gizi buruk itu sangat perlu dilakukan.

"Seperti kepada warga di Parbuluan, Kabupaten Dairi, persoalan gizi buruk masih mendera. Tali asih dan uluran tangan pemerintah dan semua pihak sangat dibutuhkan," tutur Anggiat Gabe Maruli Tua Sinaga, Senin (17/02/2020).

Menurut Advokat muda putra Dairi ini, kepedulian dapat diwujudkan dengan juga menyambangi warga penderita gizi buruk. Anggiat Gabe bersama Tim dari Tigasisi mendatangi warga penderita gizi buruk di Dusun I Huta Parbuluan, Desa Parbuluan, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, pada Minggu (16/2/2020).

Gabe Maruli Sinaga sebagai salah satu Inisiator dan Penggerak Tiga Sisi Peduli mengharapkan Pemerintah Kabupaten Dairi Khusunya Bupati dan Wakil Bupati Dairi melalu Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Sampai Ke Pemerintah Desa Lebih Peduli memberikan bantuan kepada sahabat Sahabat kita yang berkebutuhan khusus. Dan segera memberikan bantuan yang nyata.

Sedangkan Ketua Tigasisi Peduli, Ranto Nababan Borsak M, menyampaikan rasa simpati dan berupaya melakukan yang bisa dilakukan mereka bagi warga itu.

"Gerakan ini merupakan gerakan kemanusiaan sebagai bentuk rasa peduli kami kepada sesama manusia. Kami berharap, aksi ini bermanfaat bagi saudara dan sahabat kita yang berkebutuhan khusus," tutur Ranto Nababan Borsak M selaku inisiator dan Ketua Tigasisi Peduli.

Anak penderita gizi buruk tersebut Nopenyri Sijabat (1) Malumma Dearma Sijabat (3) dan merupakan anak pasangan dari Adiman Sijabat (27) dan Ica Silalahi (22).

Keluarga itu sudah tinggal di Parbuluan sekitar 2 tahun yang lalu. Mereka adalah warga yang berasal dari Simanindo, Pangururan, Samosir.

"Kami baru 2 tahun disini, setelah menikah dan berasal dari Simanindo.  Untuk kebutuhan anak-anak, kami menghabiskan minimal 2 kotak susu Bebelac yang ukuran 400 gram," ujar Adiman Sijabat.

Selama di Parbuluan mereka belum pernah mendapatkan bantuan kesehatan dari pemerintah untuk anak mereka. Diakuinya selama ini, mereka membutuhi kebutuhan anak-anak melalui kerja harian di ladang.

"Kami belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Semampu kami, sudah kami upayakan untuk membawa anak kami berobat. Posyandu terahir bulan 2 kemaren. Anak yang usia 1 tahun, 7 kg dan yang usia 3 tahun 6 kg. Hinga saat ini, kami tidak memiliki BPJS," bebernya.

Sijabat mengaku, rumah yang ditempatinya merupakan pinjaman dan merupakan gudang tetangganya. Diakuinya, mereka belum memiliki admistrasi data apapun sehingga diharapkan pemerintah dapat membantu.

"Data penduduk apapun kami memang belum memiliki. Saat ini sedang proses pengurusan. Untuk itu, kami meminta dan berharap kepada pemerintah supaya membantu kami dan menjembatani kami untuk pengurusan data penduduk serta meminta supaya anak kami ini dibantu pengobatannya, karena kami sudah tidak mampu lagi untuk membawa berobat," ujarnya.

Sementara, Kepala Dusun I Huta Parbuluan, Sianturi mengatakan, mereka sudah menyampaikan kepada hal ini kepada Dinsos dan Kesehatan, namun sampai sekarang belum ada tanggapan.

"Sudah kami bantu semampu kami dan sudah juga kami sampaikan ke Dinsos dan Kesehatan, namun belum ada tanggapan," ujar Sianturi.JON/Red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama